add url

Teknologi Hawk-Eye: Antara Kemajuan, Kontroversi, Dan Esensi Sepakbola

Sempat memicu perdebatan, teknologi garis gawang (hawk-eye) akhirnya mendapat respon positif dari banyak pihak, selepas laga Chelsea kontra Hull City, Minggu (18/8).

Dalam laga yang dimenangkan 2-0 oleh Chelsea itu, ada kejadian di mana tandukan Branislav Ivanovic berhasil diselamatkan oleh Allan McGregor, setelah bola sempat terlepas. Di sinilah teknologi garis gawang bekerja, bola yang tampak melewati garis gawang ternyata belum sepenuhnya sah untuk
dianggap sebuah gol. Terima kasih kepada hawk-eye yang merekam semuanya.

Latar belakang
Teknologi garis gawang ini tidak datang begitu saja dari langit. Proses rumit dan panjang serta hujan perdebatan pun mewarnai pengukuhan goal-line technology ini. Pertanyaan soal keputusan garis gawang ini mulai gencar beredar pada tahun 2000, saat adu penalti di final Piala Afrika, tepatnya saat sepakan Victor Ikpeba ke gawang Kamerun dianggap tidak melewati garis gawang. Padahal, tayangan ulang menunjukkan sebaliknya. Kamerun pun menang dalam laga itu dan mengangkat Piala Afrika.

Insiden garis gawang tak berhenti sampai di situ. Beberapa kekacauan di Piala Dunia 2010 juga membuat wacana soal teknologi garis gawang semakin menuai perdebatan. Sebut saja gol Frank Lampard yang dianulir dalam laga Jerman kontra Inggris yang berakhir 4-1 untuk Jerman. Lampard melepaskan tendangan dari luar kotak penalti yang membentur tiang gawang dan melewati garis gawang, namun bola kembali keluar dan gol pun dianulir karena asisten wasit tidak mengakuinya. Berangkat dari sini, Presiden FIFA Sepp Blatter pun membuka kembali diskusi soal teknologi garis gawang.

     Insiden gol Lampard ke gawang Jerman di Piala Dunia 2010.

Pertimbangan untuk mewujudkan teknologi garis gawang semakin matang setelah Piala Eropa 2012. Tertinggal 1-0 dari Inggris, tendangan dari Ukraina berhasil melewati garis gawang dengan jelas sebelum bek Inggris membuang bola jauh-jauh, namun gol tidak dihitung. FIFA pun berencana menerapkan teknologi garis gawang di Piala Dunia 2014, dan kini teknologi tersebut tengah diterapkan di Liga Primer Inggris untuk meminimalisir kontroversi.

Pembuktian teknologi
Teknologi garis gawang kembali diterapkan di Liga Primer Inggris di Stamford Bridge, Minggu (18/8), dan menuai sukses.

Chelsea tengah memimpin 2-0 atas tim promosi Hull City menjelang turun minum saat Hawk-eye unjuk gigi. Branislav Ivanovic menyambut tendangan sudut Frank Lampard dengan tandukan tepat ke arah kiper Hull Allan McGregor, yang menyelamatkan gawangnya pada percobaan kedua, tepat sebelum melewati garis gawang.






Jam tangan wasit hanya akan berdengung saat bola melewati garis gawang, jadi dapat dipastikan bahwa Jonathan Moss tidak merasakan getaran sehingga ia bisa mengambil keputusan, yang kini sebenarnya telah ditentukan oleh teknologi.

Tidak ada protes dari pemain Chelsea dan Mourinho, serta Steve Bruce juga mengungkapkan kegembiraannya karena babak pertama selesai. Tayangan ulang juga menunjukkan bahwa teknolgi tersebut berfungsi dan sudut pandang hawk-eye soal kejadian itu disiarkan dalam televisi dan layar besar di lapangan.

Gelandang Chelsea Kevin de Bruyne senang karena sistem tersebut bekerja dengan baik. "Itu (tandukan Ivanovic) jelas tidak melewati garis gawang. Teknologi ini bagus dan tidak ada pertanyaan lebih lanjut," ujarnya pada Sky Sports 1.

Teknologi akan mendominasi?
Kesuksesan perkembangan teknologi ini tentu akan memancing perkembangan lainnya. Sebut saja teknologi untuk meminimalisir kontroversi offside, diving, maupun hal lain yang memicu perdebatan di lapangan.

Berangkat dari pernyataan itu, muncul juga bayangan di mana sepakbola esok hari dikuasai oleh teknologi. Tenaga manusia yang masih bisa salah mungkin juga dikesampingkan. Memang, akurasi teknologi tidak bisa diganggu gugat, namun apakah hal itu, khususnya perkembangan yang mungkin terjadi nantinya, akan menimbulkan 'potensi perubahan mendasar sepakbola' sebagaimana ditakutkan oleh wasit kontroversial Howard Webb? Apapun yang terjadi nantinya, semoga esensi sepakbola tetap berada pada tempatnya.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Follow Kami